Tujuan dari semua
upaya ilmiah adalah menjelaskan, memperkirakan dan atau
pengendalian kejadian. Tujuan ini
didasarkan pada anggapan bahwa semua perilaku dan kejadian berlaku tertib dan tujuan itu berefek pada
kasus yang ditemukan. Kemajuan
tujuan ini meliputipenguasaan pengetahuan, pengembangan dan uji teori-teori.Keberadaan teori ini
memfasilitasi kemajuan ilmiah denganmenjelasanfenomena-fenomena secara simultan.
Dibandingan dengan sumber pengetahuan
lain seperti pengalaman, kewenangan, penalaran induktif dan penalaran deduktif.
Penerapan dari metode ilmiahini adalah pembuktian keniscayaan yang paling efisien
dan dapat diandalkan.Beberapa
masalah terkait dengan pengalaman
dan kewenangan sebagai sumber
pengetahuan dilustrasikan secara grafik dengan cerita tentang Aristoteles.
Menurut cerita ini, suatu hari
Aristoteles menangkap seekor lalat dan dihitung dengan hati-hati dan dihitung kembali
kaki-kaki lalat tersebut.
Dia
kemudian mengumumkan bahwa
lalat-lalat memiliki 5 kaki.
Tidak ada seorangpun mempertanyakan perkataan Aristoteles. Selama
bertahun-tahun penemuan ini telah
diterima tanpa ada protes. Tentu saja lalat
yang ditangkap Aristoteles baru saja kehilangan sebuah kaki. Anda
percaya atau tidak cerita ini, cerita
ini menggambarkan keterbatasan dari menghandalkan pengalaman seseorangdan
kewenangan sebagai sumber pengetahuan yang lain.
Kedua
penalaran induktif dan deduktif juga memiliki nilai keterbatasan ketika
digunakan secara khusus. Penalaran induktif melibatkan formulasi umum
berdasar pada pengamatan dalam jumlah terbatas dan kejadian tertentu/khusus.
CONTOH:
Setiap buku penelitian itu mengkaji tentang bab Sampling.
Karena itu semua buku penelitian terdiri dari bab Sampling.
Penalaran
deduktif menekankan pada proses balikan
( proses berbalik) dari yang
khusus menuju yang
umum.
CONTOH: Semua
buku penelitian terdiri dari bab Sampling. Ini
adalah sebuah buku penelitian.
Karena itu buku ini terdiri
dari sebuah bab Sampling.
Meskipun
kedua pendekatan/penalaran itu tidak
sepenuhnya memuaskan, namun digunakan bersama sebagai komponen yg
terintegrasi dalam metode ilmiah, kedua penalaran itu sangat
efektif.Pada dasarnya metode ilmiah melibatkan induksi hipotesis
berdasarkan pada pengamatan, pengurangan implikasi hipotesis, pengujian
implikasi dan konfirmasi atau tidak konfirmasi pada hipotesis.
Metode
ilmiah adalah proses yang sangat
teratur yang melibatkan sejumlah
langkah berurutan, pengenalan dan definisi masalah, perumusan hipotesis,
pengumpulan data, analisa data, pernyataan kesimpulan tentang konfirmasi atau
diskonfirmasi dari hipotesis.
langkah
ini dapat diterapkan secara informal dalam pemecahan masalah sehari-hari
seperti menentukan rute yang paling efisiendari rumah ke tempat kerja atau
sekolah, waktu terbaik untuk menuju antrian di bank, atau menentukan jenis terbaik dari kalkulator yang
ingin dibeli. Penerapan yang lebih formal dari metode ilmiah adalah untuk mencari penyelesaian pada semua masalah
yang terkait dengan penelitian.
Penerapan Metode Ilmiah dalam Pendidikan
Penelitian
adalah penerapan sistematis formal dari metode ilmiah untuk menyelesaikan
masalah; penelitian pendidikan adalah penerapan sistematis formal dari metode
ilmiah untuk menyelesaikan masalah pendidikan. Tujuan penelitian pendidikan
seiring dengan tujuan semua ilmu yaitu untuk menjelaskan, memprediksi, dan
atau mengontrol fenomena pendidikan. Perbedaan utama antara penelitian pendidikan
dan penelitian ilmu lain adalah dasar dari fenomena yang dipelajari. Akan
sedikit lebih sulit untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol keadaan yang
menyangkut manusia yang merupakan oranisme paling komplek. Ada banyak variable, diketahu
dan tidak diketahui, yang diterapkan dalam
setiap lingkungan pendidikan yang
sangat sulit untuk digeneralisasi atau dibahas temuannya. Jenis control yang ketat yangt diterapkan
pada laboratorium kimia sebenarnya tidak mungkin diterapkan pada penataan
pendidikan.Pengamatan juga lebih sulit dalam penelitian pendidikan. Pengamat
bisa saja berlaku subyektif dalam merekam tingkah-laku obyek dan orang yang diamati
bisa saja bertingkah laku tidak sesungguhnya hanya karena mereka sedang
diamati. Pengukuran yang valid juga lebih sulit
dalam penelitian pendidikan, kebanyakan pengukuran dilakukan secara
tidak langsung; tidak ada intrumen yang dapat dipakai untuk membandingkan
sebagai barometer untuk mengukur kecerdasan, prestasi atau sikap. Ingatlah
bahwa tujuan pendidikan bukan untuk membuat kasus demi pembuktian keyakinan itu
adalah tujuan dari pembuatan makalah,
atau untuk membuktian niali angka. Penelitian adalah pertanyaan yang obyektif
dan focus untuk menemuan yang dapat dibahas.
Barangkali
kesulitan dan kerumitan penelitian pendidikan itulah yang membuatnya menjadi
hal yang menantang dan meyenangkan walaupun peneliti itu digambarkan sebagai
orang tua berkacamata dan membungkuk dengan beban yang berat, terus menerus menambahkan zat
kimia ke dalam tabung kimia, setiap hari ribuan orang dari segala umur bentuk
dan ukuran melakukan penelitian pendidikan dalam berbagai macam hal. Setiap
tahun jutaan dolar dihabiskan dalam penelitian pengetahuan yang berhubungan
dengan proses belajar mengajar. Penelitian pendidikan telah memberikan
kontribusi banyak temuan yang
berhubungan dengan prinsip tingkah laku, pembelajaran, daya ingat. Sebagai
tambahan kontibusi yang signifikan telah diberikan sehubungan dengan kurikulum, instruksi,
materi instruksional, disain, pengukuran, dan analisis. Baik penelitian
kuantitatif maupun kualitatif sangat
menarik. Hal ini sebagian karena
para peneliti yang terlatih lebih baik. Sesungguhnya, banyak lulusan program pendidikan dalam bidang yang berbeda seperti pendidikan jasmani,
pendidikan seni, pendidikan bahasa inggris, saat ini memerlukan pelatihan dalam
penelitian untuk semua siswa.
Langkah-langkah
yang termasuk dalam penelitian pendidikan harus familier karena merka secara
langsung berkaitan dengan langkah-langkah metode ilmiah:
1. Pemilihan
dan definisi masalah. Suatu masalah adalah sebuah hipotesis atau pertanyaan
pendidikan yang dapat diuji atau dijawab melalui pengumpulan dan analisis data.
2. Pelaksanaan
prosedur penelitian. Prosedur meliputi pemilihan subyek dan atau pengembangan
instumen pengukuran. Disain penelitian mengarahkan ke perluasan prosedur
spesifik yang termasuk kedalam penelitian.
3. Analisis
data. Analisis data biasanya meliputi penerapan
satu atau lebih teknik statistic. Data dianalisis dengan cara yang memungkin peneliti menguji hipotesis
penelitian atau menjawab pertanyaan penelitian.
4. Menyatakan
kesimpulan. Kesimpulan didasarkan pada hasil analisis data. Kesimpulan harus
dinyatakan dalam istilah hipotesis
awal atau pertanyaan. Kesimpulan harus menunjukan, sebagai contoh, apakah hipotesis
penelitian mendukung atau tidak mendukung.
Dalam
sebuah laporan penelitian, seperti sebuah artikel yang diterbitkan di sebuah jurnal
langkah-langkah ini harus dapat terbaca jika laporan ditulis dengan baik. Masalah biasanya akan
disajikan dalam pernyataan-pernyataan yang dimulai dengan frase seperti “tujuan
dari penelitian ini adalah untuk…” dan “dihipotesiskan bahwa….”. Bagian-bagian
prosedur dari laporan bisa jadi sangat panjang dan terperinci, tetapi ada
langkah utama tertentu yang dapat diidentifikasi, seperti jumlah dan
karateristik subyek (sample), diskripsi dari instrumen pengukuran termasuk
ketika penelitian itu dilakukan (apakah ada pre-test), dan diskripsi dari
perlakuan group, jika memungkinkan. Teknik analisis data biasanya mudah untuk
diidentifikasi; biasanya disajikan dalam
pernyataan yang meliputi frase seperti “ data dianalisis menggunakan …..” atau “
sebuah…..digunakan untuk mengaanalisis data….”. Kesimpulan biasanya dinyatakan seperti itu juga. Ketika beberpa kesimpulan disajikan
paling tidak salah satunya harus
berkaitan langsung dengan hipotetsis awal. Pernyataan-pernyataan seperti
“disimpulkan bahwa penelitian lanjutan dibidang ini sangat diperlukan” itu bagus tetapi tidak mewakili kesimpulan utama
dari penelitian. Penelitian lanjutan selalu diperlukan !
Studi
penelitian dapat diklasifikasikan dalam sejumlah cara. Dua pendekatan utama
adalah untuk mengklasifikasi dari tujuan
dan mengklasifikasi dari metode. Ketika tujuan adalah kreteria klasifikasi semua
studi penelitian digolongkan menjadi
satu dari lima
katagori: penelitian dasar, penelitian aplikasi/terapan, penelitian
evaluasi, penelitian dan pengembangan, atau penelitian tindakan. Metode
penelitian mengacu pada seluruh strategi
yang dilakukan dalam mengumpulkan
dan menganalisis data; strategi mengacu pada disain penelitian. Bahkan
menggunakan metode penelitian sebagai
kreteria dapat mengarah pada beberapa skema klasifikasi yang berbeda. Bagaimanapun ada 5 jenis
atau metode penelitian yang berbeda: sejarah,diskriptif, korelasi,
sebab-perbandingan, dan eksperimen.
Klasifikasi
Penelitian dengan Tujuan
Klasifikasi
penelitian dengan tujuan berdasarkan
terutama pada tingkat yang mana penemuan
mempunyai penerapan langsung dan tingkat yang mana klasifikasi
dapat digeneralisasi ke situasi pendidikan lainnya. Kedua kreteria ini adalah
fungsi dari control penelitian yang dilatihkan selama pelaksanaan penelitian.
Penelitian dasar meliputi pengembangan
teori; penelitian terapan berkaitan
dengan penerapan teori penyelesaian
masalah; penelitian evaluasi meliputi
pembuatan keputusan yang
menyangkut hubungan yang
bernilai dari 2 atau
lebih tindakan alternative;
penelitian dan pengembangan ditujukan
pada pengembangan hasil-hasil yang efektif
yang dapat digunakan disekolah;
dan penelitian tindakan berkaitan dengan
solusi yang bersifat
segera pada masalah-masalah lokal.
Penelitian
dasar vs Penelitian Terapan
Sangat sulit untuk mendiskusikan penelitian
dasar dan penelitian terapan secara terpisah, karena keduanya sebenarnya satu rangkaian
kesatuan. Tetapi ada penolakan,
sehubungan dengan akhir rangkaian kesatuan penelitian
pendidikan mana yang harus dilakukan. Dalam bentuk aslinya, penelitian dasar
dilaksanakan semata-mata untuk tujuan teori pengembangan dan perbaikan.
Penelitian dasar tidak terkait
dengan penerapan praktis dan
sangat mirip dengan kondisi laboratorium dan control biasanya
disesuaikan dengan penelitian ilmiah. Penelitian terapan, seperti
namanya dilaksakan untuk tujuan menerapkan atau menguji
teori dan mengevaluasi manfaat
dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan. Benar atau salah
sebagian besar studi penelitian pendidikan diklasifikasikan pada
akhir rangkaian yang diterapkan; lebih berkaitan dengan ”apa”
disbanding “mengapa”. Penelitian dasar
terkait dengan menetapkan prinsip-prinsip umum pembelajaran; penelitian
terapan berkaitan dengan manfaat pengelolaan pendidikan. Sebagai contoh banyak
penelitian dasar banyak dilakukan
dengan binatang untuk menentukan prinsip-prinsip penguatan dan akibat dalam
pembelajaran. Penelitian terapan telah
menguji prinsisp-prinsip ini untuk
menentukan keefektifannya dalam
meningkaatkan pembelajaran
(instruksi yang terprogram) dan tingkah laku (
modifikasi tingkah laku). Beberapa penelitian yang berada diantara rangkaian kesatuan tersebut, berusaha untuk
menyatukan kedua pendekatan tersebut dengan
melakukan penelitian
terkontrol didalam kelas
khusu atau kelas
simulasi, menggunakan siswa, dan meliputi topic
dan materi sekolah yang relevan.
Kedua jenis
penelitian itu sangat penting.
Penelitian dasar menyajikan teori yang menghasilkan implikasi untuk menyelesaikan masalah-masalah pendidikan; penelitian terapan menyajikan data untuk
mendukung teori, menuntun revisi teori atau memberi saran pengembangan pada teori
baru.
Penelitian evaluasi
Evaluasi
adalah proses sistematik dalam mengumpulkan dan menganalisa data untuk
mengambil sebuah keputusan. Evaluasi mengandung pertanyaan-pertanyan seperti:
1. Apakah
program ini sesuai dengan biaya yang dikeluarkan?
2. Apakah
kurikulum pembelajaran eksperimental yang baru lebih baik daripada kurikulum
yang lama?
3. Haruskah
Fenster diikutkan dalam sebuah program untuk orang-orang berbakat?
Jawaban untuk pertanyaan ini membutuhkan
pengumpulan dan analisa data dan interpretasi dari data tersebut dengan
kesesuaian dari satu atau lebih kriteria. Semakin objektif sebuha kriteria akan
semakin baik, meskipun tingkat subjektifitas tidak dapat dihindari karena
manusia yang menentukan kriterianya. Sebagai contoh, apakah kurikulum
eksperimental yang baru “lebih baik” tergantung pada kriteria kesuksesannya.
Satu kriteria yang penting adalah pencapaian murid. Kriteria yang lain termasuk
sikap dari murid dan guru. Hasil ujian menunjukkan bahwa nilai rata-rata murid
lebih tinggi 2 poin dengan kurikulum baru. Secara tegas dan objektif dapat
dikatakan bahwa kurikulum baru “lebih baik” terhadap pencapaian murid.
Administrator sekolah, tentu saja dapat menentukan bahwa perbedaan hasil yang
dicapai murid setidaknya 10 poin dibutuhkan untuk menentukan waktu, usaha dan
biaya yang dibutuhkan untuk menerapkan kurikulum baru. Hal yang sama juga
dilakukan untuk menentukan apakah Fenster memenuhi kriteria untuk diakui dalam
program untuk anak-anak berbakat (memiliki skor IQ dan nilai rata-rata yang
tinggi) akan menjadi proses objektif; menentukan kriteria itu sendiri akan
menjadi proses subjektif.
Menetukan apakah program khusus sesuai
dengan biaya yang dikeluarkan akan lebih kompleks dan melibatkan
pertimbangan-pertimbangan yang lebih serius. Jika program khusus membutuhkan
biaya $100.000 per tahun ajaran tetapi mengurangi vandalisme sekolah yang
mnecapai $150.000, maka tidak akan terdapat banyak perdebatan bahwa program
tersebut sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Namun bila program tersebut
membutuhkan biaya $100.000 per tahun ajaran dan mengurangi persentase dropout
kelas 9 sebanyak 5%? Seberapa jauh pendidikan tersebut sesuai? berapa banyak
yang dibutuhkan oleh siswa untuk meningkatkan pengetahuan mereka daripada sekedar
berkeliaran di jalan untuk mencari pekerjaan? Opini-opini terhadap isu ini
sangat bervariasi. Kebijakan dari
pimpinan sekolah akan menentukan apakah program tersebut dilanjutkan atau
tidak.
Menyadari bahwa tidak ada dari contoh tersebut yang memiliki tujuan
dari evaluasi untuk menentukan apakah sesuatu itu “baik” atau sebaliknya
“buruk”. Hal tersebut bukan fungsi dari evaluasi. Tujuan dari evaluasi adalah
untuk memilih alternative dalam membuat suatu keputusan. Mungkin akan terdapat
2 alternatif saja (melanjutkan program atau tidak, mengadopsi kurikulum baru
atau tetap memakai kurikulum lama) atau mungkin akan terdapat beberapa
altrnatif (banyaknya buku yang ada untuk mengadopsi).
Poin penting dari perdebatan antar
peneliti adalah isu apakah evalusai
merupakan tipe dari penelitian atau sebuah disiplin yang terpisah. Isu yang
berkaitan adalah bahwa evaluasi seharusnya berdasarkan pada rancangan
penelitian, terlebih lagi ketika melilbatkan perbandingan kelompok seperti :
apakah kurikulum A dapat membuat pencapaian yang lebih tinggi daripada
kurikulum B? Muncul argumentasi bahwa penelitian evaluasi dan evaluasi
pendidikan memiliki perbedaan tujuan, bahwa penelitian mencari control
sedangkan evaluasi menilai apa, dan bahwa karakteristik pengaturan alami dari
evalusi pada dasarnya menghalangi control
tersebut. Pad kenyataannya, terdapat hubungan yang baik antara penelitian dan
evaluasi, dan sebuah evaluasi dapat digunakan dengan mudah dalam rancangan
penelitian. Baik penelitian maupun evaluasi melibatkan pengambilan keputusan
dan keduanya memilii langkah-langkah parallel melalui metode ilmiah. Lebih
jauh, banyak peneliti mempelajari dalam dunia nyata dan subjek dari
permasalahan melibatkan banyak evaluasi. Dan ketika suatu isu belum dapat dipecahkan,
kasusnya akan terlihat semakin kuat untuk mengklasifikasikan evaluasi sebagai
tipe penelitian yang bertujuan untuk memfasilitasi pengambilan keputusan.
Penelitian dan
Pengembangan (R & D)
Tujuan utama karya R &
D tidak utk merumuskan atau menguji teori tetapi utk mengembangkan produk2
efektif utk digunakan di sekolah. Produk2 yg dihasilkan oleh karya R & D
meliputi materi training guru, tujuan pembelajara, tujuqn isntruksional, media
pembelajaran, dan sistem manajemen. Karya R & D cakupannya sangat luas
dilihat segi tujuan, personil, dan
pemenuhan waktu. Produk2 itu dikembangkan utk memenuhi kebutuhan khusus dan
sesuai dg spesifikasi yg rinci.Ketika penelitian sudah selesai, produk2
tersebut telah teuji sampai tercapai tingkat keefektifan yg sudah dirancang
sebelumnya.Meskipun siklus R & D membutuhkan biaya yg tinggi, R & D
menghasilkan produk yg berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pendidikan.pendidik
dan tenaga kependidikan sekolah yg merupakan pengguna R & D mungkin pertama kali mengetahui
manfaat penelitian pendidikan.
Penelitian Tindakan
Tujuan penelitian tindakan
adalah memecahkan masalah2 di kelas melalui metode ilmiah.Penelitian
ini terkait dg masalah lokal
dan dilaksanakan dlm tempat dan waktu tertentu. Penelitian
tdk terkait dg apakah hasilnya bisa digeneralisasi utk latar yg lain dan tdk
berkarakter sama dg jenis bukti kendali dlm kotegori penelitian. Tujuan utama
penelitian tindakan adalah pemecahan masalah yg ada, kontribusi bukan utk
sains.Apakah penelitian dilakukan di satu
kelas atau banyak kelas, maka peran
guru dlam proses
itu sangat besar. Semakin banyak pelatihan
penelitian yg dikuti oleh guru,
semakin banyak menghasilkan temuan yg
valid meskipun tidak dapat digenerelisasikan.
Manfaat penelitian
tindakan tidak terbatas pdorang
yg melaksanakan penelitian tersebut. Karena kelemahannya ia
betul2 mewakili pendekatan ilmiah utk pemecahan masalah yg dianggap lebih baik
dr pd perubahan yg didasarkan pd keefektifan yg
dinyatakan dlm prosedur yg blm diujicobakan.
Inilah alat yg digunakan oleh personil sekolah bisa berusaha memperbaiki proses
pendidikan paling tdk di lingkungannya sendiri. Tentu
sj manfaat penelitian tindakan thd
kemajuan penelitian ilmiah yg benar terbatas.Kemajuan yg benar membutuhkan
pengembangan teori2 yg terpercaya yg memiliki implikasi thd banyak kelas bkn
hanya satu atau 2 kelas. Suatu teori yg terpercaya memiliki 10 prinsip
pembelajaran mgkn mengurangi kebutuhan thd ratusan studi penelitian tindakan yg
akan dtg. Krn keberadaan teori pendidikan skrg ini, maka penelitian tindakan
memberikan jawaban lgsg thd masalah yg tdk mgkn menunggu solusi2 teoritik.
KLASIFIKASI PENELITIAN
MENURUT METODENYA
Meskipun kadang2 ada
tingkat overlap (tumpang tindih) kebanyakan studi penelitian mewakili sebuah
metode atau strategi yg lsg bisa diidentifikasi. Semua studi memiliki prosedur
tertentu secara umum–pernyataan sebuah masalah, pengumpulan data, analisis data
dan penarikan simpulan.Akan tetapi sejauh ini, prosedur spesifik utk sebuah
tingkat tinggi ditentukan oleh metode penelitian.Setiap metode didesain utk
menjawab tipe pertanyaan yg berbeda.Pengetahuan berbagai metode dan prosedur yg
masing2 terkait, penting baik utk peneliti maupun utk pemakai penelitian.
Bahkan dg menggunakan metode sbg kriteria, ada beberapa cara dimana penelitian
dikalisifikasikan misalnya eksperimental vs noneksperimental, atau sejarah vs
deskriptif vs eksperimental. Akan tetapi kalisifikasi ini cenderung
mengumpulkan studi2 terkait dg strategi penelitian yg sgt berbeda. Sebuah skema
klasifikasi yg muncul menjadi sgt efisien utk mengurangi kategori dan
memperbanyak perbedaan, menempatkan semua studi penelitian ke dlm satu dr 5
kategori: sejarah, deskriptif, korelasi, kausal- komparatif, atau
eksperimental. Tujuan penjelasan berikut ini adalah utk memberikan saudara
sebuah ringkasan sehingga plg tdk sdr akan mampu membaca sebuah laporan
penelitian dan berdasarkan prosedurnya, bisa menentukan manakah dr 5 metode yg
mewakilinya. Kompetensi ini yg akan membantu saudara dlm mereview literatur utk
masalah yg saudara pilih dlm Bab 2. Metode penelitian akan dibahas selanjutnya
pd Bab 6.
Penelitian
Historik/Sejarah
Penelitian historik
menyangkut mengkaji, memahami, dan menjelaskan peristiwa di masa lalu. Tujuan
penelitian sejarah adalah utk menghadirkan simpulan2 yg berkaitan dg sebab,
akibat, atau trend peristiwa masa lalu yg bisa membantu utk menjelaskan
peristiwa sekarang dan mengantisipasi masa yg akan dtg.
Sementara studi historik jarang dilakukan dr pd tipe penelitian yg lain, ada
masalah2 dan isu2 pendidikan khusus (seperti kebijakan penilaian) yg mgkn lbh
baik dipahami dlm pandangan pengalaman masa lalu. Langkah2 yg terlibat dlm
melakukan studi sejarah umumnya sama dg tipe penelitian yg lain; sebuah studi
sejarah seharusnya dipandu dg sebuah hipotesis, seperti halnya studi
eksprimental, jika tdk menurunkan “pemburuan harta karun” yg tak bertujuan.
Berikut ini adalah contoh
jenis studi penelitian sejarah:
1. Faktor2 yg
mengarahkan pd pengembangan dan pertumbuhan pengajaran kepribadian.
2. Dampak2 keputusan MA
PBB thd pendidikan Amerika.
3. Trend2 thd pengajaran
membaca, 1875-1975.
Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif melibatkan
pengumpulan data untuk menguji suatu hipotesis atau jawaban pertanyaan tentang
obyek penelitian. Penelitian deskriptif menunjukkan dan melaporkan sesuatu
sebagaimana mestinya. Salah satu jenis penelitian deskriptif yang umum
digunakan melbatkan penilaian terhadap sikap atau pendapat terhadap individu,
organisasi, kejadian, atau prosedur; survey terhadap partai politik sebelum
pemilu dan survey pasar adalah contoh dari jenis penelitian deskriptif ini.
Data deskriptif diperoleh melalui questioner, interview atau observasi.
Penelitian deskriptif terdengar sangat
mudah; namun ada beberapa hal yang menjadi perhatian, meskipun, hanya
mengajukan pertanyaan dan melaporkan jawaban. Pada umumnya pertanyaan yang
diajukan belum pernah ditanyakan sebelumnya, instrument biasanya harus
dikembangkan untuk penelitian yang spesifik; perkembangan instrument memerlukan
waktu dan kemampuan. Masalah terbesar yang dialami dalam penelitian deskriptif
adalah kurangnya respon/kegagalan subyek dalam mengembalikan questioner atau
menghadiri interview yang telah dijadwalkan. Jika tingkat respon rendah,
kesimpulan yang valid tidak dapat diperoleh. Sebagai contoh, bayangkan anda sedang
melakukan penelitian untuk menentukan sikap dari kepala sekolah melalui
penelitian. Anda kemudian mengirimkan 100 quesioner kepada 100 kepala sekolah
dan menanyakan pertanyaan, “apakah anda bersedia bekerja sama jika saya meminta
anda untuk berpartisipasi dalam dalam suatu penelitian?”. Kemungkinan 40 kepala
sekolah akan mengatakan “ya”. Bisakah anda kemudian menyimpulkan bahwa
semuakepala sekolah akan mau bekerja sama? Jawabannya adalah tidak, meskipun
semua responden mengatakan “ya”, ada sekitar 60 orang yang tidak merespon
mungkin tidak akan pernah bekerja sama dalam penelitian anda. Bagaimanapun
juga, mereka tidak akan bekerja sama dengan anda! Penelitian observasi juga
memiliki kompleksitas yang tidak muncul saat itu juga. Peneliti harus dilatih dan
form-form harus dikembangkan sehingga data yang dikumpulkan bersifat objektif
dan dapat dipercaya.
Di bawah ini adalah beberapa contoh dari
pertanyaan investigasi dengan menggunakan metode penelitian deskriptif:
1. Bagaimana
guru kelas dua memanfaatkan waktu mereka? Guru kelas dua akan diobservasi dalam
suatu jangka waktu tertentu dan hasilnya kemungkinan dapat dipresentasikan
dalam persen, 60% waktu mereka digunakan untuk mengajar, 20% Tanya jawab, 10%
melakukan absensi, dan 10% melakukan kegiatan administrative, misalnya
mengumpulkan uang kas.
2. Bagaimana penduduk
Yortown melakukan pemilihan dalam pemilu presiden yang akan datang? Sebuah
survey terhadap penduduk Yortown akan dilakukan (questioner atau interview),
dan hasilnya kemungkinan dapat dipresentasikan dalam persen, 70%
mengindivkasikan mereka akan memilih Peter Pure, 20% memilih George graft, dan
10% tidak memilih.
3. Bagaimana perasaan
orangtua terhadap split-shift school days? Orangtua akan disurvey dan hasilnya
akan dipresentasian dalam persen untuk, menentang atan tidak memilih.
Penelitian Korelasi
Berikut ini contoh2
tipikal studi korelasi:
1. Hubungan antara
intelegensia dg kreativitas. Skor atas uji intelegensia dan pd uji kreativitas
akan diperoleh dr masing anggota kelompok yg ada. 2 kelompok skor akan
dikorelasikan dan koefesien hasilnya akan menunjukkan tingkat keterkaitannya.
2. Hubungan antara
kecemasan dg prestasi. Skor2 pd skala kecemasan dan pd uji prestasi akan
diperoleh dr masing2 anggota kelompok. 2 kelompok skor akan dikorelasikan dan
koefesien hasilnya akan menunjukkan tingkat keterkaitannya.
3. Penggunaan tes bakat
utk memprediksikan kesuksesan di sebuah kursus aljabar. Skor2 pd uji bakat
aljabar akan dikorelasikan dg kesuksesan akhir dlm aljabar krn diukur dg skor
ujian akhir, Misalnya. Jika koefesien hasilnya tinggi, maka uji bakat akan
dianggap prediktor yg baik.
Penelitian
Kausal-Komparatif dan Eksperimental
Berikut ini adalah contoh2
tipikal studi eksperimental:
1. Keefektifan
pengajaran terprogram dibandingkan dg pengajaran tradisional atas ketrampilan
berhitung. Variabel bebas atau sebab adalah jenis pengajaran (terprogram vs
tradisional); variabel terikat atau akibat adalah ketrampilan berhitung. Dua
kelompok (lebih dipilih terbentuk acak) akan dibuka pd dasarnya mjd pengalaman
yg sama, kecuali utk metode pengajaran. Setelah beberapa waktu ketrampilan
berhitung mereka akan dibandingkan.
2. Akibat pengajaran
kemauan sendiri pd konsep pribadi. Variabel bebas atau sebab adalah kemauan
sendiri/belajar bebas (kemauan sendiri vs langkah guru); variabel terikat atau
akibat adalah konsep pribadi. 2 kelompok (diambil secara acak) akan
dibuka/dipilih secara jelas sbg pengalaman yg sama, kecuali utk langkah/laju
pengajaran. Setelah beberapa waktu konsep2 pribadi mereka akan dibandingkan.
3. Akibat penguatan
positif atas sikap thd sekolah. Variabel bebas atau sebab adalah jenis
penguatan (misalnya positif vs negative, atau positif vs tdk ada); variabel
terikat atau akibat adalah sikap thd sekolah. 2 kelompok( dipilih secara acak)
akan dibuka secara jelas mjd pengalaman yg sama, kecuali utk tipe penguatan yg
diterima. Setelah beberapa waktu sikap mereka thd sekolah akan dibandingkan.
Berikut ini adalah contoh2
tipikal studi kausal-komparatif:
1. Akibat kehadiran
siswa TK pd prestasi di akhir kelas pertama. Variabel bebas atau sebab adalah
kehadiran siswa TK (siswa TK yg dihadirkan atau yg tdk dihadirkan); variabel
terikat atau akibat adalah prestasi di akhir kelas pertama. 2 kelompok yg
diberi nilai pertama akan diidentifikasi–satu kelompok yg dating di TK dan satu kelompok yg
tdk hadir. Prestasi 2 kelompok akan dibandingkan.
2. Akibat memiliki
ibu yg bekerja pd ketidakhadiran di sekolah. Variabel bebas atau sebab adalah
status ibu ( ibu bekerja atau tdk); variabel terikat atau akibat adalah ketidakhadiran
atau jumlah hari2 absen/tdk hdr. 2 kelompok siswa akan diidentifikasi–satu kelompok yg memiliki ibu yg bekerja dg satu
kelompok yg ibunya tdk bekerja. ketidakhadiran 2 kelompok akan dibandingkan.
3. Akibat jenis
kelamin pd prestasi matematika. Variabel bebas atau sebab adalah jenis kelamin
(laki2 vs perempuan); variabel terikat atau akibat
adalah prestasi matematika. Prestasi laki2 akan dibandingkan dg prestasi
perempuan.
Petunjuk2 Klasifikasi
Manakah dr 5 metode yg plg
tepat utk studi yg ada tergantung pd cara dimana masalah dibatasi. Masalah umum
yg sama sering bisa diinvestigasi dg menggunakan beberapa metode. Penelitian
dlm wilayah yg ada sering runtut; deskriptif preliminer dan atau studi korelasi
bisa dilakukan yg diikuti dg Kausal-komparatif dan atau studi eksperimental,
jika semacam itu kelihatannya terjamin.Sebagai contoh, marilah kita lihat
kecemasan dg prestasi. Studi2 berikut ini mgkn bisa dilakukan:
1. Deskriptif:
sebuah survey guru utk menentukan bagaimana dan pd tingkat apa mereka percaya
kecemasan berakibat pd prestasi.
2. Korelasi: sebuah
studi utk menentukan hubungan antara skor pd skala kecemasan dg skor pd ukuran
prestasi.
3. Kausal-komparatif:
sebuah studi utk membandingkan prestasi sebuah kelompok siswa dikelompokkan yg
memiliki kecemasan tinggi sama dg kelompok yg memiliki kecemasan yg
rendah.
4. Eksperimental:
sebuah studi utk membandingkan prestasi 2 kelompok–satu kelompok dibelajarkan dlm lingkungan yg
menghasilkan kecemasan dg satu kelompok yg dibelajarkan dlm lingkungan yg
mengurangi kecemasan.
Berikut contoh2 seharusnya
lebih jauh mengklarifikasikan perbedaan antar metode:
1. Sikap guru thd
persatuan. Mungkin deskriptif. Studi menentukan sikap guru sekarang. Data
mungkin dikumpulkan melalui penggunaan questioner atau interview.
2. Akibat status
sosioekonomik (SES) pd konsep pribadi. Mgkn kausal-komparatif. Akibat SES pd
konsep pribadi sdg diteliti. Variabel bebas, status sosioekonomik, tdk bisa
dimanipulasi.
Perbandingan
pengajaran kelompok besar vs kelompok kecil thd prestasi. Mgkn eksperimental.
Akibat ukuran kelompok pd prestasi sdg diteliti. Variabel bebas, ukuran
kelompok, bisa dimanipulasi oleh peneliti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar