Minggu, 25 November 2012

Tugas Inggris (Metode Ilmiah)


METODE  ILMIAH
Tujuan  dari semua  upaya  ilmiah  adalah menjelaskan, memperkirakan dan atau pengendalian kejadian. Tujuan ini  didasarkan pada anggapan bahwa semua perilaku dan kejadian berlaku  tertib dan  tujuan itu berefek  pada   kasus  yang ditemukan.  Kemajuan    tujuan ini meliputipenguasaan pengetahuan,  pengembangan dan uji  teori-teori.Keberadaan teori ini memfasilitasi kemajuan ilmiah denganmenjelasanfenomena-fenomena secara simultan. Dibandingan dengan sumber  pengetahuan lain seperti pengalaman, kewenangan, penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penerapan dari metode  ilmiahini adalah  pembuktian keniscayaan yang paling efisien dan dapat diandalkan.Beberapa  masalah  terkait dengan pengalaman dan kewenangan  sebagai sumber pengetahuan dilustrasikan secara grafik dengan cerita tentang Aristoteles. Menurut   cerita ini, suatu hari Aristoteles menangkap seekor lalat dan  dihitung dengan hati-hati dan dihitung kembali kaki-kaki lalat tersebut.
Dia kemudian mengumumkan bahwa  lalat-lalat  memiliki 5 kaki. Tidak ada seorangpun mempertanyakan perkataan Aristoteles. Selama bertahun-tahun penemuan ini  telah diterima tanpa ada protes. Tentu saja lalat  yang ditangkap Aristoteles baru saja kehilangan sebuah kaki. Anda percaya  atau tidak cerita ini, cerita ini menggambarkan keterbatasan dari menghandalkan pengalaman seseorangdan kewenangan  sebagai  sumber pengetahuan yang lain.
Kedua penalaran induktif dan deduktif juga memiliki nilai keterbatasan  ketika  digunakan secara khusus. Penalaran induktif melibatkan formulasi umum berdasar pada pengamatan dalam jumlah terbatas dan kejadian tertentu/khusus.
CONTOH: Setiap  buku  penelitian itu  mengkaji tentang bab Sampling.                                                     Karena itu semua buku penelitian terdiri dari bab Sampling.
Penalaran deduktif  menekankan pada proses balikan ( proses berbalik)  dari  yang  khusus  menuju  yang  umum.
CONTOH: Semua buku penelitian terdiri dari bab Sampling.                                                           Ini adalah sebuah buku penelitian.                                                              
                    Karena itu buku ini terdiri dari sebuah bab Sampling.
Meskipun kedua pendekatan/penalaran  itu  tidak  sepenuhnya memuaskan, namun digunakan bersama sebagai komponen yg terintegrasi dalam metode ilmiah, kedua penalaran itu  sangat  efektif.Pada dasarnya metode ilmiah melibatkan induksi hipotesis berdasarkan pada pengamatan, pengurangan implikasi hipotesis, pengujian implikasi dan konfirmasi atau tidak konfirmasi pada hipotesis.
Metode ilmiah adalah proses  yang  sangat   teratur yang melibatkan sejumlah langkah berurutan, pengenalan dan definisi masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, analisa data, pernyataan kesimpulan tentang konfirmasi atau diskonfirmasi dari hipotesis.
langkah ini dapat diterapkan secara informal dalam pemecahan masalah sehari-hari seperti menentukan rute yang paling efisiendari rumah ke tempat kerja atau sekolah, waktu terbaik untuk menuju antrian di bank, atau  menentukan jenis  terbaik dari kalkulator  yang  ingin dibeli. Penerapan yang lebih formal dari metode ilmiah adalah  untuk mencari penyelesaian pada semua masalah yang terkait dengan penelitian.

Penerapan  Metode Ilmiah dalam Pendidikan
Penelitian adalah penerapan sistematis formal dari metode ilmiah untuk menyelesaikan masalah; penelitian pendidikan adalah penerapan sistematis formal dari metode ilmiah untuk menyelesaikan masalah pendidikan. Tujuan penelitian pendidikan seiring dengan tujuan semua ilmu yaitu untuk menjelaskan, memprediksi, dan atau  mengontrol fenomena pendidikan.  Perbedaan utama antara penelitian pendidikan dan penelitian ilmu lain adalah dasar dari fenomena yang dipelajari. Akan sedikit lebih sulit untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol keadaan yang menyangkut manusia  yang  merupakan oranisme  paling komplek. Ada banyak variable, diketahu dan tidak diketahui, yang diterapkan dalam  setiap lingkungan pendidikan yang  sangat sulit untuk digeneralisasi atau dibahas temuannya.  Jenis control yang ketat yangt diterapkan pada laboratorium kimia sebenarnya tidak mungkin diterapkan pada penataan pendidikan.Pengamatan juga lebih sulit dalam penelitian pendidikan. Pengamat bisa saja berlaku subyektif dalam merekam tingkah-laku obyek dan orang  yang diamati  bisa saja bertingkah laku tidak sesungguhnya hanya karena mereka sedang diamati. Pengukuran yang valid juga lebih sulit  dalam penelitian pendidikan, kebanyakan pengukuran dilakukan secara tidak langsung; tidak ada intrumen yang dapat dipakai untuk membandingkan sebagai barometer untuk mengukur kecerdasan, prestasi atau sikap. Ingatlah bahwa tujuan pendidikan bukan untuk membuat kasus demi pembuktian keyakinan itu  adalah tujuan dari pembuatan makalah, atau untuk membuktian niali angka. Penelitian adalah pertanyaan yang obyektif dan focus untuk menemuan yang dapat dibahas.
Barangkali kesulitan dan kerumitan penelitian pendidikan itulah yang membuatnya menjadi hal yang menantang dan meyenangkan walaupun peneliti itu digambarkan sebagai orang tua berkacamata dan membungkuk dengan beban  yang berat, terus menerus menambahkan zat kimia ke dalam tabung kimia, setiap hari ribuan orang dari segala umur bentuk dan ukuran melakukan penelitian pendidikan dalam berbagai macam hal. Setiap tahun jutaan dolar dihabiskan dalam penelitian pengetahuan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Penelitian pendidikan telah memberikan kontribusi  banyak temuan yang berhubungan dengan prinsip tingkah laku, pembelajaran, daya ingat. Sebagai tambahan kontibusi yang signifikan telah diberikan  sehubungan dengan kurikulum, instruksi, materi instruksional, disain, pengukuran, dan analisis. Baik penelitian kuantitatif  maupun kualitatif  sangat  menarik. Hal ini sebagian karena  para peneliti yang terlatih lebih baik. Sesungguhnya, banyak  lulusan program pendidikan dalam bidang  yang berbeda seperti pendidikan jasmani, pendidikan seni, pendidikan bahasa inggris, saat ini memerlukan pelatihan dalam penelitian untuk semua siswa.
Langkah-langkah yang termasuk dalam penelitian pendidikan harus familier karena merka secara langsung berkaitan dengan langkah-langkah metode ilmiah:
1.      Pemilihan dan definisi masalah. Suatu masalah adalah sebuah hipotesis atau pertanyaan pendidikan yang dapat diuji atau dijawab melalui pengumpulan dan analisis data.
2.      Pelaksanaan prosedur penelitian. Prosedur meliputi pemilihan subyek dan atau pengembangan instumen pengukuran. Disain penelitian mengarahkan ke perluasan prosedur spesifik yang termasuk kedalam penelitian.
3.      Analisis data. Analisis data biasanya meliputi penerapan  satu atau lebih teknik statistic. Data dianalisis dengan cara  yang memungkin peneliti menguji hipotesis penelitian atau menjawab pertanyaan penelitian.
4.      Menyatakan kesimpulan. Kesimpulan didasarkan pada hasil analisis data. Kesimpulan harus dinyatakan dalam istilah  hipotesis awal   atau pertanyaan. Kesimpulan harus   menunjukan, sebagai contoh, apakah hipotesis penelitian  mendukung atau tidak mendukung.
Dalam sebuah laporan penelitian, seperti sebuah artikel  yang diterbitkan di sebuah jurnal langkah-langkah ini harus dapat terbaca jika laporan  ditulis dengan baik. Masalah biasanya akan disajikan dalam pernyataan-pernyataan yang dimulai dengan frase seperti “tujuan dari penelitian ini adalah untuk…” dan “dihipotesiskan bahwa….”. Bagian-bagian prosedur dari laporan bisa jadi sangat panjang dan terperinci, tetapi ada langkah utama tertentu yang dapat diidentifikasi, seperti jumlah dan karateristik subyek (sample), diskripsi dari instrumen pengukuran termasuk ketika penelitian itu dilakukan (apakah ada pre-test), dan diskripsi dari perlakuan group, jika memungkinkan. Teknik analisis data biasanya mudah untuk diidentifikasi;  biasanya disajikan dalam pernyataan yang meliputi frase seperti “ data dianalisis menggunakan …..”  atau  “ sebuah…..digunakan untuk mengaanalisis data….”. Kesimpulan biasanya  dinyatakan seperti itu  juga. Ketika beberpa kesimpulan disajikan paling tidak salah satunya harus  berkaitan langsung dengan hipotetsis awal. Pernyataan-pernyataan seperti “disimpulkan bahwa penelitian lanjutan dibidang ini sangat diperlukan” itu  bagus tetapi tidak mewakili kesimpulan utama dari penelitian. Penelitian lanjutan selalu diperlukan !
            Studi penelitian dapat diklasifikasikan dalam sejumlah cara. Dua pendekatan utama adalah untuk mengklasifikasi  dari  tujuan  dan mengklasifikasi  dari  metode. Ketika tujuan adalah  kreteria klasifikasi  semua  studi penelitian  digolongkan  menjadi  satu  dari  lima  katagori: penelitian dasar, penelitian aplikasi/terapan, penelitian evaluasi, penelitian dan pengembangan, atau penelitian tindakan. Metode penelitian mengacu pada seluruh strategi  yang dilakukan  dalam mengumpulkan dan menganalisis  data; strategi  mengacu pada disain penelitian. Bahkan menggunakan metode penelitian sebagai  kreteria  dapat  mengarah pada beberapa skema klasifikasi yang  berbeda. Bagaimanapun ada 5  jenis  atau  metode penelitian  yang berbeda: sejarah,diskriptif, korelasi, sebab-perbandingan, dan eksperimen.

Klasifikasi Penelitian dengan Tujuan
            Klasifikasi penelitian dengan tujuan  berdasarkan terutama pada tingkat yang mana penemuan  mempunyai  penerapan  langsung dan tingkat yang mana klasifikasi dapat digeneralisasi ke situasi pendidikan lainnya. Kedua kreteria ini adalah fungsi dari control penelitian yang dilatihkan selama pelaksanaan penelitian. Penelitian dasar meliputi  pengembangan teori; penelitian terapan berkaitan dengan penerapan teori  penyelesaian masalah; penelitian evaluasi meliputi  pembuatan keputusan  yang menyangkut  hubungan  yang  bernilai  dari  2 atau  lebih tindakan  alternative; penelitian dan pengembangan  ditujukan pada pengembangan  hasil-hasil  yang efektif  yang dapat  digunakan disekolah; dan penelitian tindakan  berkaitan dengan solusi  yang  bersifat  segera  pada masalah-masalah  lokal.

Penelitian dasar  vs Penelitian Terapan
            Sangat  sulit untuk mendiskusikan penelitian dasar  dan penelitian  terapan secara  terpisah, karena keduanya sebenarnya satu rangkaian kesatuan. Tetapi ada penolakan,  sehubungan  dengan  akhir rangkaian kesatuan penelitian pendidikan mana yang harus dilakukan. Dalam bentuk aslinya, penelitian dasar dilaksanakan semata-mata  untuk  tujuan teori pengembangan dan perbaikan. Penelitian dasar  tidak  terkait  dengan penerapan praktis  dan sangat mirip  dengan kondisi  laboratorium dan control  biasanya  disesuaikan dengan penelitian ilmiah. Penelitian terapan, seperti namanya  dilaksakan  untuk tujuan menerapkan atau  menguji  teori  dan mengevaluasi  manfaat  dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan. Benar atau  salah  sebagian besar  studi  penelitian pendidikan diklasifikasikan pada akhir rangkaian  yang  diterapkan; lebih berkaitan dengan ”apa” disbanding “mengapa”. Penelitian dasar  terkait dengan menetapkan prinsip-prinsip umum pembelajaran; penelitian terapan berkaitan dengan  manfaat  pengelolaan pendidikan. Sebagai contoh  banyak  penelitian dasar banyak dilakukan  dengan binatang untuk  menentukan  prinsip-prinsip penguatan dan akibat dalam pembelajaran. Penelitian terapan  telah menguji  prinsisp-prinsip ini untuk menentukan keefektifannya  dalam meningkaatkan pembelajaran  (instruksi  yang  terprogram) dan tingkah laku ( modifikasi  tingkah laku). Beberapa  penelitian  yang berada diantara rangkaian  kesatuan tersebut, berusaha untuk menyatukan  kedua  pendekatan tersebut  dengan  melakukan penelitian  terkontrol  didalam kelas khusu  atau  kelas  simulasi, menggunakan siswa, dan meliputi  topic  dan materi  sekolah  yang relevan.
            Kedua  jenis  penelitian itu  sangat penting. Penelitian dasar menyajikan  teori  yang menghasilkan implikasi untuk  menyelesaikan masalah-masalah  pendidikan; penelitian terapan  menyajikan data  untuk  mendukung teori, menuntun revisi teori atau memberi  saran pengembangan  pada teori  baru.

Penelitian evaluasi
Evaluasi adalah proses sistematik dalam mengumpulkan dan menganalisa data untuk mengambil sebuah keputusan. Evaluasi mengandung pertanyaan-pertanyan seperti:
1.      Apakah program ini sesuai dengan biaya yang dikeluarkan?
2.      Apakah kurikulum pembelajaran eksperimental yang baru lebih baik daripada kurikulum yang lama?
3.      Haruskah Fenster diikutkan dalam sebuah program untuk orang-orang berbakat?
       Jawaban untuk pertanyaan ini membutuhkan pengumpulan dan analisa data dan interpretasi dari data tersebut dengan kesesuaian dari satu atau lebih kriteria. Semakin objektif sebuha kriteria akan semakin baik, meskipun tingkat subjektifitas tidak dapat dihindari karena manusia yang menentukan kriterianya. Sebagai contoh, apakah kurikulum eksperimental yang baru “lebih baik” tergantung pada kriteria kesuksesannya. Satu kriteria yang penting adalah pencapaian murid. Kriteria yang lain termasuk sikap dari murid dan guru. Hasil ujian menunjukkan bahwa nilai rata-rata murid lebih tinggi 2 poin dengan kurikulum baru. Secara tegas dan objektif dapat dikatakan bahwa kurikulum baru “lebih baik” terhadap pencapaian murid. Administrator sekolah, tentu saja dapat menentukan bahwa perbedaan hasil yang dicapai murid setidaknya 10 poin dibutuhkan untuk menentukan waktu, usaha dan biaya yang dibutuhkan untuk menerapkan kurikulum baru. Hal yang sama juga dilakukan untuk menentukan apakah Fenster memenuhi kriteria untuk diakui dalam program untuk anak-anak berbakat (memiliki skor IQ dan nilai rata-rata yang tinggi) akan menjadi proses objektif; menentukan kriteria itu sendiri akan menjadi proses subjektif.
       Menetukan apakah program khusus sesuai dengan biaya yang dikeluarkan akan lebih kompleks dan melibatkan pertimbangan-pertimbangan yang lebih serius. Jika program khusus membutuhkan biaya $100.000 per tahun ajaran tetapi mengurangi vandalisme sekolah yang mnecapai $150.000, maka tidak akan terdapat banyak perdebatan bahwa program tersebut sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Namun bila program tersebut membutuhkan biaya $100.000 per tahun ajaran dan mengurangi persentase dropout kelas 9 sebanyak 5%? Seberapa jauh pendidikan tersebut sesuai? berapa banyak yang dibutuhkan oleh siswa untuk meningkatkan pengetahuan mereka daripada sekedar berkeliaran di jalan untuk mencari pekerjaan? Opini-opini terhadap isu ini sangat bervariasi. Kebijakan  dari pimpinan sekolah akan menentukan apakah program tersebut dilanjutkan atau tidak.           
       Menyadari bahwa tidak ada  dari contoh tersebut yang memiliki tujuan dari evaluasi untuk menentukan apakah sesuatu itu “baik” atau sebaliknya “buruk”. Hal tersebut bukan fungsi dari evaluasi. Tujuan dari evaluasi adalah untuk memilih alternative dalam membuat suatu keputusan. Mungkin akan terdapat 2 alternatif saja (melanjutkan program atau tidak, mengadopsi kurikulum baru atau tetap memakai kurikulum lama) atau mungkin akan terdapat beberapa altrnatif (banyaknya buku yang ada untuk mengadopsi). 
       Poin penting dari perdebatan antar peneliti adalah  isu apakah evalusai merupakan tipe dari penelitian atau sebuah disiplin yang terpisah. Isu yang berkaitan adalah bahwa evaluasi seharusnya berdasarkan pada rancangan penelitian, terlebih lagi ketika melilbatkan perbandingan kelompok seperti : apakah kurikulum A dapat membuat pencapaian yang lebih tinggi daripada kurikulum B? Muncul argumentasi bahwa penelitian evaluasi dan evaluasi pendidikan memiliki perbedaan tujuan, bahwa penelitian mencari control sedangkan evaluasi menilai apa, dan bahwa karakteristik pengaturan alami dari evalusi pada dasarnya menghalangi control tersebut. Pad kenyataannya, terdapat hubungan yang baik antara penelitian dan evaluasi, dan sebuah evaluasi dapat digunakan dengan mudah dalam rancangan penelitian. Baik penelitian maupun evaluasi melibatkan pengambilan keputusan dan keduanya memilii langkah-langkah parallel melalui metode ilmiah. Lebih jauh, banyak peneliti mempelajari dalam dunia nyata dan subjek dari permasalahan melibatkan banyak evaluasi. Dan ketika suatu isu belum dapat dipecahkan, kasusnya akan terlihat semakin kuat untuk mengklasifikasikan evaluasi sebagai tipe penelitian yang bertujuan untuk memfasilitasi pengambilan keputusan. 
  
Penelitian dan Pengembangan (R & D)
Tujuan utama karya R & D tidak utk merumuskan atau menguji teori tetapi utk mengembangkan produk2 efektif utk digunakan di sekolah. Produk2 yg dihasilkan oleh karya R & D meliputi materi training guru, tujuan pembelajara, tujuqn isntruksional, media pembelajaran, dan sistem manajemen. Karya R & D cakupannya sangat luas dilihat  segi tujuan, personil, dan pemenuhan waktu. Produk2 itu dikembangkan utk memenuhi kebutuhan khusus dan sesuai dg spesifikasi yg rinci.Ketika penelitian sudah selesai, produk2 tersebut telah teuji sampai tercapai tingkat keefektifan yg sudah dirancang sebelumnya.Meskipun siklus R & D membutuhkan biaya yg tinggi, R & D menghasilkan produk yg berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pendidikan.pendidik dan tenaga kependidikan sekolah yg merupakan pengguna  R & D mungkin pertama kali mengetahui manfaat penelitian pendidikan.

Penelitian Tindakan
Tujuan penelitian tindakan adalah memecahkan masalah2 di kelas melalui metode ilmiah.Penelitian ini terkait dg masalah lokal dan dilaksanakan dlm tempat dan waktu tertentu. Penelitian tdk terkait dg apakah hasilnya bisa digeneralisasi utk latar yg lain dan tdk berkarakter sama dg jenis bukti kendali dlm kotegori penelitian. Tujuan utama penelitian tindakan adalah pemecahan masalah yg ada, kontribusi bukan utk sains.Apakah penelitian dilakukan di satu kelas atau banyak kelas, maka peran guru dlam proses itu sangat besar. Semakin banyak pelatihan penelitian yg dikuti oleh guru, semakin banyak  menghasilkan temuan yg valid meskipun tidak dapat digenerelisasikan.
Manfaat penelitian tindakan tidak terbatas pdorang yg melaksanakan penelitian tersebut. Karena kelemahannya ia betul2 mewakili pendekatan ilmiah utk pemecahan masalah yg dianggap lebih baik dr pd perubahan yg didasarkan pd keefektifan yg dinyatakan dlm prosedur yg blm diujicobakan. Inilah alat yg digunakan oleh personil sekolah bisa berusaha memperbaiki proses pendidikan paling tdk di lingkungannya sendiri. Tentu sj manfaat penelitian tindakan thd kemajuan penelitian ilmiah yg benar terbatas.Kemajuan yg benar membutuhkan pengembangan teori2 yg terpercaya yg memiliki implikasi thd banyak kelas bkn hanya satu atau 2 kelas. Suatu teori yg terpercaya memiliki 10 prinsip pembelajaran mgkn mengurangi kebutuhan thd ratusan studi penelitian tindakan yg akan dtg. Krn keberadaan teori pendidikan skrg ini, maka penelitian tindakan memberikan jawaban lgsg thd masalah yg tdk mgkn menunggu solusi2 teoritik.

KLASIFIKASI PENELITIAN MENURUT METODENYA
Meskipun kadang2 ada tingkat overlap (tumpang tindih) kebanyakan studi penelitian mewakili sebuah metode atau strategi yg lsg bisa diidentifikasi. Semua studi memiliki prosedur tertentu secara umum–pernyataan sebuah masalah, pengumpulan data, analisis data dan penarikan simpulan.Akan tetapi sejauh ini, prosedur spesifik utk sebuah tingkat tinggi ditentukan oleh metode penelitian.Setiap metode didesain utk menjawab tipe pertanyaan yg berbeda.Pengetahuan berbagai metode dan prosedur yg masing2 terkait, penting baik utk peneliti maupun utk pemakai penelitian. Bahkan dg menggunakan metode sbg kriteria, ada beberapa cara dimana penelitian dikalisifikasikan misalnya eksperimental vs noneksperimental, atau sejarah vs deskriptif vs eksperimental. Akan tetapi kalisifikasi ini cenderung mengumpulkan studi2 terkait dg strategi penelitian yg sgt berbeda. Sebuah skema klasifikasi yg muncul menjadi sgt efisien utk mengurangi kategori dan memperbanyak perbedaan, menempatkan semua studi penelitian ke dlm satu dr 5 kategori: sejarah, deskriptif, korelasi, kausal- komparatif, atau eksperimental. Tujuan penjelasan berikut ini adalah utk memberikan saudara sebuah ringkasan sehingga plg tdk sdr akan mampu membaca sebuah laporan penelitian dan berdasarkan prosedurnya, bisa menentukan manakah dr 5 metode yg mewakilinya. Kompetensi ini yg akan membantu saudara dlm mereview literatur utk masalah yg saudara pilih dlm Bab 2. Metode penelitian akan dibahas selanjutnya pd Bab 6.

Penelitian Historik/Sejarah
Penelitian historik menyangkut mengkaji, memahami, dan menjelaskan peristiwa di masa lalu. Tujuan penelitian sejarah adalah utk menghadirkan simpulan2 yg berkaitan dg sebab, akibat, atau trend peristiwa masa lalu yg bisa membantu utk menjelaskan peristiwa sekarang dan mengantisipasi masa yg akan dtg. Sementara studi historik jarang dilakukan dr pd tipe penelitian yg lain, ada masalah2 dan isu2 pendidikan khusus (seperti kebijakan penilaian) yg mgkn lbh baik dipahami dlm pandangan pengalaman masa lalu. Langkah2 yg terlibat dlm melakukan studi sejarah umumnya sama dg tipe penelitian yg lain; sebuah studi sejarah seharusnya dipandu dg sebuah hipotesis, seperti halnya studi eksprimental, jika tdk menurunkan “pemburuan harta karun” yg tak bertujuan.
Berikut ini adalah contoh jenis studi penelitian sejarah:
1.      Faktor2 yg mengarahkan pd pengembangan dan pertumbuhan pengajaran kepribadian.
2.      Dampak2 keputusan MA PBB thd pendidikan Amerika.
3.      Trend2 thd pengajaran membaca, 1875-1975.

Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif melibatkan pengumpulan data untuk menguji suatu hipotesis atau jawaban pertanyaan tentang obyek penelitian. Penelitian deskriptif menunjukkan dan melaporkan sesuatu sebagaimana mestinya. Salah satu jenis penelitian deskriptif yang umum digunakan melbatkan penilaian terhadap sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, kejadian, atau prosedur; survey terhadap partai politik sebelum pemilu dan survey pasar adalah contoh dari jenis penelitian deskriptif ini. Data deskriptif diperoleh melalui questioner, interview atau observasi.
       Penelitian deskriptif terdengar sangat mudah; namun ada beberapa hal yang menjadi perhatian, meskipun, hanya mengajukan pertanyaan dan melaporkan jawaban. Pada umumnya pertanyaan yang diajukan belum pernah ditanyakan sebelumnya, instrument biasanya harus dikembangkan untuk penelitian yang spesifik; perkembangan instrument memerlukan waktu dan kemampuan. Masalah terbesar yang dialami dalam penelitian deskriptif adalah kurangnya respon/kegagalan subyek dalam mengembalikan questioner atau menghadiri interview yang telah dijadwalkan. Jika tingkat respon rendah, kesimpulan yang valid tidak dapat diperoleh. Sebagai contoh, bayangkan anda sedang melakukan penelitian untuk menentukan sikap dari kepala sekolah melalui penelitian. Anda kemudian mengirimkan 100 quesioner kepada 100 kepala sekolah dan menanyakan pertanyaan, “apakah anda bersedia bekerja sama jika saya meminta anda untuk berpartisipasi dalam dalam suatu penelitian?”. Kemungkinan 40 kepala sekolah akan mengatakan “ya”. Bisakah anda kemudian menyimpulkan bahwa semuakepala sekolah akan mau bekerja sama? Jawabannya adalah tidak, meskipun semua responden mengatakan “ya”, ada sekitar 60 orang yang tidak merespon mungkin tidak akan pernah bekerja sama dalam penelitian anda. Bagaimanapun juga, mereka tidak akan bekerja sama dengan anda! Penelitian observasi juga memiliki kompleksitas yang tidak muncul saat itu juga. Peneliti harus dilatih dan form-form harus dikembangkan sehingga data yang dikumpulkan bersifat objektif dan dapat dipercaya.
       Di bawah ini adalah beberapa contoh dari pertanyaan investigasi dengan menggunakan metode penelitian deskriptif:
1.  Bagaimana guru kelas dua memanfaatkan waktu mereka? Guru kelas dua akan diobservasi dalam suatu jangka waktu tertentu dan hasilnya kemungkinan dapat dipresentasikan dalam persen, 60% waktu mereka digunakan untuk mengajar, 20% Tanya jawab, 10% melakukan absensi, dan 10% melakukan kegiatan administrative, misalnya mengumpulkan uang kas.
2. Bagaimana penduduk Yortown melakukan pemilihan dalam pemilu presiden yang akan datang? Sebuah survey terhadap penduduk Yortown akan dilakukan (questioner atau interview), dan hasilnya kemungkinan dapat dipresentasikan dalam persen, 70% mengindivkasikan mereka akan memilih Peter Pure, 20% memilih George graft, dan 10% tidak memilih.
3. Bagaimana perasaan orangtua terhadap split-shift school days? Orangtua akan disurvey dan hasilnya akan dipresentasian dalam persen untuk, menentang atan tidak memilih.         
 
Penelitian Korelasi
Berikut ini contoh2 tipikal studi korelasi:
1.      Hubungan antara intelegensia dg kreativitas. Skor atas uji intelegensia dan pd uji kreativitas akan diperoleh dr masing anggota kelompok yg ada. 2 kelompok skor akan dikorelasikan dan koefesien hasilnya akan menunjukkan tingkat keterkaitannya.
2.      Hubungan antara kecemasan dg prestasi. Skor2 pd skala kecemasan dan pd uji prestasi akan diperoleh dr masing2 anggota kelompok. 2 kelompok skor akan dikorelasikan dan koefesien hasilnya akan menunjukkan tingkat keterkaitannya.
3.      Penggunaan tes bakat utk memprediksikan kesuksesan di sebuah kursus aljabar. Skor2 pd uji bakat aljabar akan dikorelasikan dg kesuksesan akhir dlm aljabar krn diukur dg skor ujian akhir, Misalnya. Jika koefesien hasilnya tinggi, maka uji bakat akan dianggap prediktor yg baik.

Penelitian Kausal-Komparatif dan Eksperimental
Berikut ini adalah contoh2 tipikal studi eksperimental:
1.      Keefektifan pengajaran terprogram dibandingkan dg pengajaran tradisional atas ketrampilan berhitung. Variabel bebas atau sebab adalah jenis pengajaran (terprogram vs tradisional); variabel terikat atau akibat adalah ketrampilan berhitung. Dua kelompok (lebih dipilih terbentuk acak) akan dibuka pd dasarnya mjd pengalaman yg sama, kecuali utk metode pengajaran. Setelah beberapa waktu ketrampilan berhitung mereka akan dibandingkan.
2.      Akibat pengajaran kemauan sendiri pd konsep pribadi. Variabel bebas atau sebab adalah kemauan sendiri/belajar bebas (kemauan sendiri vs langkah guru); variabel terikat atau akibat adalah konsep pribadi. 2 kelompok (diambil secara acak) akan dibuka/dipilih secara jelas sbg pengalaman yg sama, kecuali utk langkah/laju pengajaran. Setelah beberapa waktu konsep2 pribadi mereka akan dibandingkan.
3.      Akibat penguatan positif atas sikap thd sekolah. Variabel bebas atau sebab adalah jenis penguatan (misalnya positif vs negative, atau positif vs tdk ada); variabel terikat atau akibat adalah sikap thd sekolah. 2 kelompok( dipilih secara acak) akan dibuka secara jelas mjd pengalaman yg sama, kecuali utk tipe penguatan yg diterima. Setelah beberapa waktu sikap mereka thd sekolah akan dibandingkan.
Berikut ini adalah contoh2 tipikal studi kausal-komparatif:
1.    Akibat kehadiran siswa TK pd prestasi di akhir kelas pertama. Variabel bebas atau sebab adalah kehadiran siswa TK (siswa TK yg dihadirkan atau yg tdk dihadirkan); variabel terikat atau akibat adalah prestasi di akhir kelas pertama. 2 kelompok yg diberi nilai pertama akan diidentifikasisatu kelompok yg dating di TK dan satu kelompok yg tdk hadir. Prestasi 2 kelompok akan dibandingkan.
2.    Akibat memiliki ibu yg bekerja pd ketidakhadiran di sekolah. Variabel bebas atau sebab adalah status ibu ( ibu bekerja atau tdk); variabel terikat atau akibat adalah ketidakhadiran atau jumlah hari2 absen/tdk hdr. 2 kelompok siswa akan diidentifikasisatu kelompok yg memiliki ibu yg bekerja dg satu kelompok yg ibunya tdk bekerja. ketidakhadiran 2 kelompok akan dibandingkan.
3.    Akibat jenis kelamin pd prestasi matematika. Variabel bebas atau sebab adalah jenis kelamin (laki2 vs perempuan); variabel terikat atau akibat adalah prestasi matematika. Prestasi laki2 akan dibandingkan dg prestasi perempuan.

Petunjuk2 Klasifikasi
Manakah dr 5 metode yg plg tepat utk studi yg ada tergantung pd cara dimana masalah dibatasi. Masalah umum yg sama sering bisa diinvestigasi dg menggunakan beberapa metode. Penelitian dlm wilayah yg ada sering runtut; deskriptif preliminer dan atau studi korelasi bisa dilakukan yg diikuti dg Kausal-komparatif dan atau studi eksperimental, jika semacam itu kelihatannya terjamin.Sebagai contoh, marilah kita lihat kecemasan dg prestasi. Studi2 berikut ini mgkn bisa dilakukan:
1.    Deskriptif: sebuah survey guru utk menentukan bagaimana dan pd tingkat apa mereka percaya kecemasan berakibat pd prestasi.
2.    Korelasi: sebuah studi utk menentukan hubungan antara skor pd skala kecemasan dg skor pd ukuran prestasi.
3.    Kausal-komparatif: sebuah studi utk membandingkan prestasi sebuah kelompok siswa dikelompokkan yg memiliki kecemasan tinggi sama dg kelompok yg memiliki kecemasan yg rendah.  
4.    Eksperimental: sebuah studi utk membandingkan prestasi 2 kelompoksatu kelompok dibelajarkan dlm lingkungan yg menghasilkan kecemasan dg satu kelompok yg dibelajarkan dlm lingkungan yg mengurangi kecemasan.
Berikut contoh2 seharusnya lebih jauh mengklarifikasikan perbedaan antar metode:
1.    Sikap guru thd persatuan. Mungkin deskriptif. Studi menentukan sikap guru sekarang. Data mungkin dikumpulkan melalui penggunaan questioner atau interview.
2.    Akibat status sosioekonomik (SES) pd konsep pribadi. Mgkn kausal-komparatif. Akibat SES pd konsep pribadi sdg diteliti. Variabel bebas, status sosioekonomik, tdk bisa dimanipulasi.
Perbandingan pengajaran kelompok besar vs kelompok kecil thd prestasi. Mgkn eksperimental. Akibat ukuran kelompok pd prestasi sdg diteliti. Variabel bebas, ukuran kelompok, bisa dimanipulasi oleh peneliti.